Kamis, 09 Juni 2011

Prospek Kayu Sengon untuk kabupaten OKU Sumsel




Kalangan pengusaha kayu di Jakarta dan Jawa Barat mengatakan prospek bisnis kayu sengon (Albazia falcataria), terutama sengon laut, masih sangat menjanjikan hingga beberapa tahun mendatang. Sebab permintaan akan kayu sengon di dalam dan luar negeri jauh lebih tinggi daripada persediaannya.

Kepada Warta Kota, sejumlah pimpinan perusahaan kayu dan perusahaan furnitur di Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah yang sempat dihubungi melalui telepon Selasa (12/1) mengatakan, sampai awal tahun ini mereka tidak mudah memperoleh bahan kayu sengon, baik gelondongan maupun yang sudah dalam bentuk balok dan papan palet.

Karena sulitnya memperoleh bahan kayu sengon, sejumlah perusahaan kayu terpaksa proaktif mendatangi petani sengon, dan menebang sendiri hingga berbagai bentuk kerja sama dengan petani sengon.

Saat ini berbagai perusahaan memerlukan sekitar 1000 - 1400 m3 kayu sengon per bulannya. Namun dari keperluan itu hanya terpenuhi sekitar 600 - 1000 m3 saja.

Kondisi itu diakui oleh Redi Rahadian, pemimpin PT Albasia Raya yang berkantor di Sukaresik Sidamulih, Pangandaran Jawa Barat (Jabar), Amrizal Syahbandar Ahmad Mirozil Halim, Manajer Pemasaran PT Mitra Sejati Beribut, Cibitung, Bekasi, Jabar dan pemimpin Saloko Grup Pati, Jateng, Saloko.

Redi Rahadian dan Saloko mengaku bahwa saat ini untuk memperoleh stok kayu dalam jumlah yang cukup sesuai permintaan, mereka tidak hanya bisa menunggu pemilik kayu datang ke perusahaannya. Mereka harus proaktif untuk mencari lahan-lahan dan menemui pemiliknya.

Bahkan Saloko Group yang menjadi pemasok kayu untuk perusahaan-perusahaan besar pengolah kayu di Jawa Timur, harus melakukan pencarian hingga ke luar Jawa, khususnya Kalimatan. Sementara Redi masih berusaha melakukan pro aktif di sekitar Jawa Barat.

Berbeda dengan PT Albasia Raya dan Saloko Group, sejumlah perusahaan kayu di Purworejo dan Temanggung, Jateng hanya membeli di tempat mereka. "Jadi kami tidak melakukan pembelian di luar kota. Kami menerima di sini," kata Manager Pemasaran PT Indotama Omicron Kahar, Purwiorejo. Hal serupa dikemukakan oleh sejumlah staf perusahaan kayu di Temanggung, Jateng.

Ketiga perusahaan tersebut dan juga sejumlah perusahaan lain membutuhkan kayu dengan spesifikasi log atau kayu bulat, balken, balok (swan timber) terutama untuk sengon atau Albasia falcata. Untuk log atau kayu bulat, ukuran yang mereka tentukan ialah panjang 130 cm – 255 cm dengan diameter 18 – 30 cm. Untuk balken dan balok ukuran yang diterima ialah kayu dengan panjang 100, 110, 120, 130 cm; tebal 5,0 - 5.5 cm; lebar dari 6 cm dan seterusnya dengan kelipatan 2 cm.

Berbeda dengan perusahaan-perusahan tersebut PT Mitra Sejati Beribu Cibitung yang terletak di Jalan Imam Bonjol II No.38 Telaga Asih Cibitung, Bekasi lebih memerlukan kayu untuk bahan baku palet. Yakni papan palet dengan ukuran 120 x 15 x 3 cm dan balok ukuran 150 x 10 x 5 cm yang telah diserut

Berkaitan dengan harga, kebanyakan perusahaan mengaku bersedia berkoordinasi. Namun beberapa perusahaan di Jawa Barat mengatakan bahwa untuk kayu gelondongan dengan diamater antara 20 - 24 cm dihargai Rp 600.000 per kubik; diamater 25 - 29 cm Rp 650.000 per kubik; diamater 30 - 39 cm Rp 700.000 per kubik dan diamater 40 cm ke atas Rp 800.000 ke atas.
Di Jawa Tengah kayu dengan diamater 20 - 24 cm dihargai Rp 720.000 per kubik; diamater 25 - 29 cm Rp 820.000 per kubik; diamater 30 - 39 cm Rp 840.000 per kubik dan diamater 40 cm ke atas Rp 860.000. "Tapi harga itu adalah harga di sini," kata Sri Jumilah. (Willy Pramudya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar