Kamis, 09 Juni 2011

Cerita Tawon Klanceng untuk petani OKU Sumatera Selatan


DIBANDING harga madu lebah lain, madu lebah klanceng/lanceng (Apis florea) harganya jauh lebih mahal. Namun demikian, madu hasil produksi lebah yang tidak bersengat itu tetap diburu para penggemarnya.

Hal itu terbukti antara lain madu yang dihasilkan peternak di Dukuh Andong Utara, Desa Ngembal, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan. Kawasan ini berada di bagian bawah wilayah Nongkojajar, sebuah dataran tinggi yang sejuk. Di tempat yang cukup tinggi itu terdapat 23 peternak klanceng dengan jumlah koloni sekitar 1.200 buah.

Setiap koloni klanceng menghasilkan 1–2 kilogram madu per tahun, atau 2-3 botol ukuran 630 mililiter (ml). Tiap botolnya dijual peternak seharga Rp 30.000 dan di toko-toko umum atau koperasi harganya meningkat menjadi paling murah Rp 50.000 per botol.

Padahal, madu hasil lebah lokal (Apis cerana) atau lebah impor (Apis mellifera) untuk ukuran botol yang sama paling tinggi harganya hanya sekitar Rp 20.000 per botol. Ini pun sudah dalam kemasan yang baik dan dipajang di toko-toko atau pasar swalayan.

Menurut informasi pihak Dinas Kehutanan maupun Perhutani, di Jawa Timur saat ini sudah jarang ditemukan lebah hutan (Apis dorsata) karena hutan-hutan yang memenuhi syarat untuk kehidupannya sudah nyaris habis. Hanya sebagian daerah di Banyuwangi, Jember, dan Ponorogo bagian selatan masih ditemukan beberapa koloni lebah ini, namun madunya jarang bisa diambil penduduk.

Karena itu, monitoring dan evaluasi perlebahan yang dilakukan Departemen Kehutanan tahun 2002 hanya meliputi lebah lokal dan lebah impor.

Bahwa lebah klanceng juga tidak direkam kegiatannya oleh Departemen Kehutanan itu mungkin tak diketahui. Sebab lebah klanceng dikenal luas tidak bisa diternakkan, dan jumlahnya pun sangat kecil.

Oleh karena itu, lebah dengan ukuran fisik terkecil ini bisa dikatakan termasuk dalam kategori setengah langka, meskipun di daerah Tutur jumlahnya cukup banyak. Itu pun atas inisiatif dan jerih payah penduduk sendiri tanpa arahan atau binaan dari pemerintah.

Beberapa peternak yang tergabung dalam Kelompok Tani Lebah Madu "Klanceng Medun Jaya" di Kecamatan Tutur itu menyatakan, memang belum pernah dibina instansi mana pun juga, meskipun pada papan namanya tercantum sebagai binaan Dinas Perkebunan dan Universitas Airlangga Surabaya. "Bantuan dana atau penyuluhan belum pernah ada," ujar seorang peternak.
 
PENGAKUAN beberapa peternak tersebut juga dibenarkan Ketua Kelompoknya, Tarsai (45), yang memiliki 50 kotak klanceng. Peternak Kamid yang memiliki 60 koloni pun mengaku, selama ini kegiatan peternakan klanceng di situ bisa berjalan berkat adanya kerja sama dan tukar pengalaman di antara anggota kelompoknya. "Pak Yunus yang beberapa kali kemari dan memberi nasihat," ujar Tarsai.

Yang dimaksud dengan Pak Yunus adalah Ir Mochammad Junus MS, dosen Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang yang menekuni perlebahan. Lulusan S-2 bidang Ilmu Ternak IPB Bogor ini juga sebagai konseptor masterplan perlebahan Jawa Timur bersama Departemen Kehutanan Jakarta.
"Saya hanya melakukan pengamatan dan memberikan beberapa nasihat yang bisa digunakan para peternak," kata Mochammad Junus ketika dihubungi. Ditambahkan, pihaknya juga pernah diminta bantuannya oleh TVRI Surabaya untuk meliput peternakan lebah klanceng tersebut.
Sesuai penuturan beberapa peternak, Junus membenarkan, penduduk mencari bibit klanceng di hutan-hutan sekitar tempat tinggalnya. Beberapa peternak juga sudah mahir memperbanyak koloni dengan memecah koloni yang sudah besar.
"Mereka tahu persis larva calon ratunya, bagaimana bentuk kotak yang digemari klanceng, dan bagaimana menaruh kotak itu di tempat yang strategis," ujarnya.
Pengamatan di lokasi peternakan itu menunjukkan kotak-kotak klanceng yang dibuat dari potongan bambu, potongan kayu yang dilubangi, atau akar pohon yang besar dan berlubang. Semuanya dibuat sedemikian rupa sehingga mirip dengan lubang-lubang alamiah kayu/bambu di hutan yang disukai lebah klanceng.

Untuk pengambilan madunya, peternak masih mengalami kesulitan dan belum menemukan cara yang praktis serta higienis. Kebiasaan peternak memilih sisir yang berisi madu lalu dikeluarkan dengan cara memeras. Dengan demikian, sebagian larva ada yang mati dan madu masih tercampur sedikit malam maupun tepung sari sehingga terlihat kurang bersih.
Menurut pengamatan Junus, lebah klanceng lebih banyak menggunakan pepohonan sebagai sumber pakannya (69,2 persen). Sedangkan bagi lebah bersengat (cerana, mellifera, dorsata), pepohonan hanya merupakan 37,8 persen sumber pakannya.

Jika lebah bersengat untuk membela diri menggunakan sengatnya, klanceng hanya menggunakan cairan perekat (semacam lem) sebagai senjatanya. Sasaran perekat itu adalah mata orang yang mengganggunya.

MENGAPA madu klanceng harganya mahal? Konsumen pada umumnya meyakini bahwa kualitasnya, terutama fruktosa dan glukosanya lebih baik dibanding madu lebah lain. Faktor kedua, jumlah produksinya masih sangat sedikit, baik secara keseluruhan maupun produksi per koloni.

Sebagai bandingan, Apis mellifera mampu menghasilkan sekitar 10 kilogram madu per koloni tiap tahun, sementara Apis florea hanya 1–2 kilogram per koloni tiap tahun.
Bagi mereka yang belum lihai membedakan madu, memang sulit membedakan madu klanceng dengan madu lebah lain. Baik tentang warna, kekentalan, maupun rasanya. Bahkan, juga sulit membedakan "madu gula" dengan "madu asli". Madu gula adalah madu lebah yang dihasilkan karena diberi makan gula/tetes, sedangkan madu asli dihasilkan oleh lebah yang mencari makan pada bunga-bunga dan tetumbuhan.

Di pasaran kita juga sering menemukan madu kopi, madu karet, madu lengkeng, madu rambutan, atau madu mixflower, dan sebagainya. Pembedaan itu berdasarkan jenis bunga yang diisap lebah, dan masing-masing jenis memiliki kelebihan maupun kekurangannya. Mahal-murahnya harga tidak selalu berhubungan dengan khasiatnya, tetapi lebih sering ditentukan oleh hukum permintaan dan penawaran.

Bahwa madu mempunyai berbagai khasiat untuk kesehatan manusia, antara lain tercantum dalam Kitab Suci Weda yang kurang lebih menyatakan: "Hidup manusia akan diperpanjang dan diawetkan jika dalam makanannya sehari-hari selalu ada madu…..," (Kompas, 15 November 1988). Dan rasanya tidak ada jeleknya kita mulai mengenal madu, apalagi mengonsumsinya secara rutin.

Mari menanam Jabon di kab. OKU Sumatera Selatan


Kebutuhan kayu untuk pasar global pada tahun 2001 saja mengalami kekurangan yang semakin meningkat tajam sementara pada saat yang bersamaan terjadi proses penyempitan kawasan hutan. Kenyataan tersebut telah membuka pasar yang lebar bagi siapapun yang melakukan investasi dalam bidang perkayuan ini.

Kawasan hutan tropika mengalami kerusakan yang cukup parah. Penebangan tanpa diimbangi dengan upaya regenerasi serius menjadi penyebab utama masalah ini. Kerusakan hutan di kawasan tropika meningkat suhu bumi dan menipisnya kadar oksigen bumi. Kenyataan tersebut telah ikut mendorong organisasi international perkayuan (ITTO) untuk ikut serta menentukan masa depan perdagangan kayu tropika. Organisasi ITTO telah mengumumkan beberapa langkah untuk melindungi hutan tropika yang telah dilaksanakan mulai tahun 2002. menjelang abad yang mendatang, ITTO menggunakan syarat bahwa kayu-kayu tropika tidak boleh diekspor kecuali kayu tersebut merupakan hasil pengolahan. Oleh karena itu sangat diperlukan program pembudidayaan kayu secara komersial untuk menghasilkan kayu bermutu dengan nilai yang lebih tinggi.

Dibandingkan dengan jenis-jenis kayu yang lain, kayu jabon merupakan jenis kayu yang pertumbuhannya sangat cepat, berbatang silinders dan lurus, kayunya berwarna putih kekuningan tanpa terlihat serat, yang sangat baik dipergunakan untuk pembuatan kayu lapis maupun kayu gergajian.

Jabon (Antocephalus Codamba) Merupakan salah satu jenis kayu yang pertumbuhannya sangat cepat dan dapat tumbuh subur di hutan tropis dengan ekologi tumbuh pada :
Ketinggihan (10-2000m dpl), Curah hujan (1250-3000m/th), Perkiraan suhu (100 C – 400 C), Kondisi tanah dengan PH (4,5 – 7,5)

Jabon (Anthocephalus cadamba) Merupakan satu diantara jenis kayu yang pertumbuhannya sangat cepat dan dapat tumbuh subur di hutan tropis dengan ketinggian 0 – 1000 m dpl

Saat ini Jabon menjadi andalan industri perkayuan, termasuk kayu lapis, karena Jabon memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan tanaman kayu lainnya termasuk sengon/albasia. Dari hasil uji coba yang telah dilakukan, keunggulan tanaman jabon dapat diuraikan dari beberapa sisi, diantaranya adalah:
1. Diameter batang dapat tumbuh berkisar 10 cm/th
2. Masa produksi jabon yang singkat – hanya 4 – 5 tahun
3. Berbatang silinder dengan tingkat kelurusan yang sangat bagus
4. Tidak memerlukan pemangkasan karena pada masa pertumbuhan cabang akan rontok sendiri (self purning)


Bentuk Kayu
Kayu jabon (Anthocephalus cadamba) lebih bagus daripada kayu lainnya, tekstur lebih halus, bentuknya silinder lurus, berwarna putih kekuningan dan tidak berserat, batang mudah dikupas, lebih mudah dikeringkan atapun direkatkan dan tidak cacat, Arah serat terpadu, permukaan kayu mengkilap, kayu jabon juga sudah terbukti keawetannya atau daya tahannya.


Batang
Ciri dan karakteristik batang jabon adalah : Permukaan kayu licin serta arah tegak lurus, berwarna putih kekuningan mirip meranti kuning, batang mudah dikupas, dikeringkan, direkatkan, bebas dari cacat mata kayu dan susutnya rendah.


Keunggulan Jabon (Antocephalus Cadamba)
Jabon memiliki beberapa keunggulan di bandingkan dengan tanaman kayu rimba lainnya. Selain daya tumbuhnya yang sangat cepat, tingkat kelurusannya juga tinggi, berbatang silinder dan cabang yang ada pada masa pertumbuhan akan rontok dengan sendirinya ketika pohon meninggi. Sifat ini menguntungkan karena tidak memerlukan pemangkasan. Kayunya berwarna putih agak kekuningan tanpa terlihat serat sangat baik dipergunakan untuk pembuatan kayu lapis (playwood), mebeler, bahan bangunan non kontruksi, maupun kayu gergajian, tanaman Jabon menpunyai usai optimal berkisar 12 tahun tetapi pada usia 6 – 8 tahun sudah dapat di tebang (วพ 30 up).


Penanaman dan Perawatan
Jabon merupakan tanaman yang mudah tumbuh dan berkembang tidak memerlukan perlakuan khusus dalam budidayanya


Pertumbuhan
pertumbuhan Jabon sangat cepat dibandingkan dengan kayu keras lainnya termasuk bila dibandingkan dengan sengon (albasia), Jabon tergolong tumbuhan pionir sebagaimana sengon. Ia dapat tumbuh di tanah liat, tanah lempung podsolik cokelat, atau tanah berbatu. Sejauh ini jabon bebas serangan hama dan penyakit, termasuk karat tumor yang kini banyak menyerang sengon.


Nilai Ekonomi
Budidaya tanaman jabon akan memberikan keuntungan yang sangat menggiurkan apabila dikerjakan secara serius dan benar, dari hasil perhitungan yang telah dilakukan pada tanaman jabon setelah dipanen pada usia 8-10 tahun dengan asumsi harga terendah dan batang terkecil, pada setiap batang jabon diperoleh


Pemasaran
Karena jenisnya yang berwarna putih agak kekuningan tanpa terlihat seratnya, sangat dibutuhkan pada industri kayu lapis (playeood).meubelair dan bahan bangunan non kontruksi, sehingga dalam pemasaran kayu jabon sama sekali tidak mengalami kesulitan, bahkan kami telah melakukan kerjasama dengan industri kayu lapis yang siap untuk membeli setiap saat dalam jumlah yang tidak terbatas.

Tinggi batang yang bisa terjual rata-rata 12 m
Diameter batang rata-rata
maka tiap batang pohon jabon menghasilkan kayu yang bisa dijual sebanyak 1,5 kubik, sedangkan harga perkubik saat ini Rp 1.000.000,- Jadi harga 1 batang pohon jabon usia 8-10 tahun minimal seharga Rp 1.500.000

Harga kayu jabon perkubik pada tahun 2009 :
1.middle 30-39 Rp 1.000.000
2.middle 40-49 Rp 1.100.000
3.middle 50 up Rp 1.200.000

Harga ini diprediksi akan mengalami kenaikan seiring dengan tingkat kebutuhan / permintaan yang tinggi, sedangkan penyediaan kayunya semakin terbatas. Dalam 1Ha lahan tanaman jabon yang bisa ditanam sebanyak 500 batang dengan jarak 4×5 m


Industri Yang Menyerap Kayu Jabon
banyak sekali penyerap kayu jabon diantaranya kayu lapis, industri mebel, pulp, mainan anak-anak, peti buah, alas sepatu, korek api, tripleks, mebel, bahan bangunan non konstruksi, dan banyak lagi yang lainnya. kayu jabon juga mudah dibuat vinir dengan sudut kupas 920 ketebalan 1,5 mm.


Peluang Investasi
Menanam jabon bagaikan menanam emas, sebab kebutuhan kayu akan terus meninggi, karena saat ini pemerintah melarang penggunaan kayu bulat hasil tebangan hutan alam, akibatnya banyak industri tutup akibat kekurangan pasokan kayu, jadi pada masa mendatang, harga kayu jabon akan semakin meningkat terus.

Prospek Kayu Sengon untuk kabupaten OKU Sumsel




Kalangan pengusaha kayu di Jakarta dan Jawa Barat mengatakan prospek bisnis kayu sengon (Albazia falcataria), terutama sengon laut, masih sangat menjanjikan hingga beberapa tahun mendatang. Sebab permintaan akan kayu sengon di dalam dan luar negeri jauh lebih tinggi daripada persediaannya.

Kepada Warta Kota, sejumlah pimpinan perusahaan kayu dan perusahaan furnitur di Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah yang sempat dihubungi melalui telepon Selasa (12/1) mengatakan, sampai awal tahun ini mereka tidak mudah memperoleh bahan kayu sengon, baik gelondongan maupun yang sudah dalam bentuk balok dan papan palet.

Karena sulitnya memperoleh bahan kayu sengon, sejumlah perusahaan kayu terpaksa proaktif mendatangi petani sengon, dan menebang sendiri hingga berbagai bentuk kerja sama dengan petani sengon.

Saat ini berbagai perusahaan memerlukan sekitar 1000 - 1400 m3 kayu sengon per bulannya. Namun dari keperluan itu hanya terpenuhi sekitar 600 - 1000 m3 saja.

Kondisi itu diakui oleh Redi Rahadian, pemimpin PT Albasia Raya yang berkantor di Sukaresik Sidamulih, Pangandaran Jawa Barat (Jabar), Amrizal Syahbandar Ahmad Mirozil Halim, Manajer Pemasaran PT Mitra Sejati Beribut, Cibitung, Bekasi, Jabar dan pemimpin Saloko Grup Pati, Jateng, Saloko.

Redi Rahadian dan Saloko mengaku bahwa saat ini untuk memperoleh stok kayu dalam jumlah yang cukup sesuai permintaan, mereka tidak hanya bisa menunggu pemilik kayu datang ke perusahaannya. Mereka harus proaktif untuk mencari lahan-lahan dan menemui pemiliknya.

Bahkan Saloko Group yang menjadi pemasok kayu untuk perusahaan-perusahaan besar pengolah kayu di Jawa Timur, harus melakukan pencarian hingga ke luar Jawa, khususnya Kalimatan. Sementara Redi masih berusaha melakukan pro aktif di sekitar Jawa Barat.

Berbeda dengan PT Albasia Raya dan Saloko Group, sejumlah perusahaan kayu di Purworejo dan Temanggung, Jateng hanya membeli di tempat mereka. "Jadi kami tidak melakukan pembelian di luar kota. Kami menerima di sini," kata Manager Pemasaran PT Indotama Omicron Kahar, Purwiorejo. Hal serupa dikemukakan oleh sejumlah staf perusahaan kayu di Temanggung, Jateng.

Ketiga perusahaan tersebut dan juga sejumlah perusahaan lain membutuhkan kayu dengan spesifikasi log atau kayu bulat, balken, balok (swan timber) terutama untuk sengon atau Albasia falcata. Untuk log atau kayu bulat, ukuran yang mereka tentukan ialah panjang 130 cm – 255 cm dengan diameter 18 – 30 cm. Untuk balken dan balok ukuran yang diterima ialah kayu dengan panjang 100, 110, 120, 130 cm; tebal 5,0 - 5.5 cm; lebar dari 6 cm dan seterusnya dengan kelipatan 2 cm.

Berbeda dengan perusahaan-perusahan tersebut PT Mitra Sejati Beribu Cibitung yang terletak di Jalan Imam Bonjol II No.38 Telaga Asih Cibitung, Bekasi lebih memerlukan kayu untuk bahan baku palet. Yakni papan palet dengan ukuran 120 x 15 x 3 cm dan balok ukuran 150 x 10 x 5 cm yang telah diserut

Berkaitan dengan harga, kebanyakan perusahaan mengaku bersedia berkoordinasi. Namun beberapa perusahaan di Jawa Barat mengatakan bahwa untuk kayu gelondongan dengan diamater antara 20 - 24 cm dihargai Rp 600.000 per kubik; diamater 25 - 29 cm Rp 650.000 per kubik; diamater 30 - 39 cm Rp 700.000 per kubik dan diamater 40 cm ke atas Rp 800.000 ke atas.
Di Jawa Tengah kayu dengan diamater 20 - 24 cm dihargai Rp 720.000 per kubik; diamater 25 - 29 cm Rp 820.000 per kubik; diamater 30 - 39 cm Rp 840.000 per kubik dan diamater 40 cm ke atas Rp 860.000. "Tapi harga itu adalah harga di sini," kata Sri Jumilah. (Willy Pramudya)

Tawon Klanceng (Trigona spp) Bisnis Baru di Sumatera Selatan


Sukandar hampir tak beraktivitas apa pun untuk memperoleh pendapatan rutin minimal Rp5-juta per bulan. Ia berpeluang meningkatkan omzet hingga Rp60-juta sebulan bila mampu memenuhi permintaan ajek 1 ton propolis.

Nilai Rp5-juta itu hasil penjualan 30 kg propolis dan 50 liter madu per bulan, keduanya produk lebah Trigona sp. Harga propolis Rp60.000 per kg; madu, Rp60.000 per liter. Peternak di Desa Radda, Kecamatan Baebunta, Kabupaten Luwu Utara, Provinsi  Sulawesi Selatan, itu memperoleh madu dan propolis dari 50 bendala atau kotak lebah terbuat dari kayu. Di emper rumah menggantung 9 bendala, di sisi kanan dan kiri rumah masing-masing terdapat 8 dan 6 bendala; di belakang rumah, 28 bendala.

Sukandar menjual propolis kepada perusahaan di Makassar, Sulawesi Selatan.  Adapun madu habis terjual di rumah. Banyak konsumen yang membeli madu secara langsung ke rumah Sukandar. Di Luwu Utara, nama Desa Radda memang sohor sebagai penghasil madu. Sukandar berpeluang besar meningkatkan omzet jika saja mampu memenuhi permintaan rutin 1 ton propolis per bulan dari importir Jepang. ‘Saya tak sanggup memenuhi permintaan sebesar itu,’ kata peternak lebah Trigona incisa sejak 2006 itu.


Selain madu dan propolis, Sukandar juga menjual 30 - 40 kg polen setiap 2 - 3 bulan. Harga sekilo polen Rp60.000. Polen, madu, dan propolis itu produk utama lebah trigona. Lebah anggota famili Meliponidae itu spesialis memproduksi propolis; Apis mellifera dan Apis cerana. spesialis madu. Lebah mungil itu ‘jor-joran’ memproduksi propolis karena tak mempunyai sengat seperti lebah dalam genus Apis. Ketika Trubus memanen propolis dan madu serta memotret Trigona spp dari jarak setengah meter, puluhan lebah itu hinggap di tangan dan kepala.

Namun, tak satu pun lebah menyengat. Mereka memiliki mandibula untuk menggigit. Bekas gigitan tampak seperti ‘gigitan’ nyamuk, tetapi tak berbahaya. Tidak adanya sengat justru memungkinkan Trigona sp diternak secara meluas. Menurut Kuntadi, ahli lebah dari  Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan, ‘Orang banyak yang trauma terhadap sengat lebah, makanya boro-boro mau beternak lebah kalau takut dengan sengatnya. Itu dialami kebanyakan orang, bisa dibilang hanya sedikit yang tidak takut disengat lebah. Masalahnya, kalau beternak lebah (Apis mellifera dan A. cerana, red) pasti bakal sering disengat.’

rof Dr Mappatoba Sila, ahli trigona dari Universitas Hasanuddin mengatakan konpensasi tiadanya sengat, mereka memproduksi propolis lebih banyak sebagai mekanisme pertahanan diri. Propolis - berasal dari bahasa Yunani, pro berarti sebelum dan polis bermakna kota - berfungsi mensterilkan sarang dari organisme pengganggu seperti bakteri, cendawan, dan virus. Akibatnya penyakit tak menyebar dan ‘kota’ alias sarang tetap bersih.

Trigona juga menghasilkan propolis berkualitas tinggi. Hasil riset Ir H.A.E Zainal Hasan MSi dari Laboratorium Biokimia Institut Pertanian Bogor membuktikan bahwa kadar flavonoid propolis trigona mencapai 4%; propolis apis, 1,5%. Kadar flavonoid mempengaruhi proses penyembuhan penyakit. Semakin tinggi kandungan flavonoid dalam propolis, penyembuhan penyakit berpotensi kian cepat.

Zainal Hasan juga membuktikan propolis trigona bersifat antibakteri - Bacillus subtilis,  Pseudomonas aeruginosa, dan Staphylococcus aureus - penyebab beragam penyakit. Staphylococcus aureus, misalnya,  jenis kuman penyebab infeksi kulit hingga terjadi bisul atau luka bernanah. Ia juga menyerang saluran pencernaan.

Menurut Gregori Garnadi Hambali, ahli Biologi alumnus Birmingham University, propolis berkualitas tinggi didapat dari tanaman yang bergetah atau resinnya biasa dimanfaatkan sebagai obat. Beberapa di antaranya adalah rasamala Altingia excelsa dan kemenyan Styrax sp. Lebah mengambil resin dari pucuk daun dan batang tanaman.

Kabur

Nama trigona alias lebah lilin, klanceng, lanceng (dalam bahasa Jawa), gala-gala, galo-galo (Sumatera Barat), dan teweul (bahasa Sunda), mungkin masih asing bagi sebagian besar orang. Peternak memang jarang membudidayakan lebah mini itu. Serangga itu lebih banyak hidup di hutan, terutama di batang pohon yang berlubang atau celah-celah batu.

Namun, 3 tahun terakhir masyarakat di berbagai daerah mulai membudidayakan klanceng. Masyarakat Desa Radda menyebutnya ketape atau kammu. Ukuran tubuh ketape sangat kecil, seujung korek api sehingga jauh lebih mungil daripada tubuh lebah Apis mellifera atau Apis cerana. Tubuh kecil itu justru menguntungkan karena lebah trigona dapat masuk ke kelopak bunga yang amat kecil seperti bunga kakao. Prof Dr Mappatoba Sila MSc, ahli trigona dari Universitas Hasanuddin mengatakan ketersediaan pakan trigona lebih melimpah daripada lebah-lebah bergenus Apis yang bertubuh lebih besar.

Oleh karena itu para peternak seperti Sukandar tak perlu menggembalakan lebah asli Indonesia itu. Mereka menggantung bendala di sekitar rumah. Sumber pakan lebih banyak menyebabkan ketersediaannya pun melimpah sepanjang tahun. Bandingkan dengan Mochamad Anwar, peternak lebah Apis mellifera di Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah. Pada Februari 2010 ia memboyong 500 koloni ke Wonosobo, Jawa Tengah, ketika bunga jagung Zea mays tengah bermekaran.


Lebah perlu tepungsari agar ratu bertelur dan menghasilkan generasi baru. ‘Air gula sebagai pengganti makanan lebah sehari-hari bisa dibuat, tapi tepung sari bunga tidak bisa dibuat,’ ujar Anwar.  Ia memerlukan 100 kg gula pasir per bulan sebagai pakan tambahan bagi 500 koloni. Jika harga gula pasir Rp10.000 per kg, ia menghabiskan Rp6-juta selama 6 bulan penggembalaan.  Pada Mei - Juni 2010 ia berpindah ke Kabupaten Kudus dan Pati, keduanya di Provinsi Jawa Tengah, bertepatan dengan musim randu Ceiba pentandra berbunga.

Pada Agustus - September 2010 Anwar kembali berpindah-pindah ke Kendal, Semarang, dan Ambarawa - semua di Jawa Tengah - serta Subang, Jawa Barat. Singkat kata peternak lebah Apis mellifera mengejar bunga-bunga bermekaran sehingga harus nomaden. Sekali berpindah lokasi, Anwar perlu 5 truk dengan total biaya sewa Rp2,5-juta untuk mengangkut koloni lebah. Beternak trigona jauh lebih praktis dan mudah dibanding Apis mellifera. ‘Beternak trigona seperti main-main, tetapi dapat uang,’ kata Yustansyah, peternak di Desa Radda.

Kelebihan lain Trigona sp adalah mampu menyesuaikan diri di berbagai lokasi dan beragam tipe rumah. Bahkan di rumah bambu pun, serangga itu cepat berkembang biakMulyadi, peternak di Desa Sigar, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), mengembangbiakkan trigona di bambu sepanjang 40 - 50 cm. Hal serupa dilakukan oleh Dr Erwan MSi, di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, dan Ajid di Pandeglang, Provinsi Banten. ‘Di kardus pun, trigona bisa bertahan,’ kata Erwan, dosen Fakultas Peternakan Universitas Mataram.

Menurut analisis Sukandar, mestinya Syahrul memanen madu dan propolis pada Februari 2010 atau dua bulan pascabeli. ‘Saya tak tahu kalau saat itu harus panen,’ kata pekebun kakao di Kabupaten Luwu Utara itu. Potensi kehilangan madu mencapai 8 liter; propolis 4 kg, dan polen 1 kg. Menurut Sukandar indikasi madu berlimpah ketika Trigona sp tampak ‘galak’ saat kita mendekat ke bendala. Mereka lebih agresif menyerang dengan mengerubungi pemanen.

Suhu yang meningkat, kendala lain. Beberapa koloni klanceng di tempat Gregori Garnadi Hambali juga kabur. Padahal, vegetasi di kebun Greg Hambali relatif luas dan beragam. Pemulia tanaman itu menduga perginya klanceng akibat suhu tinggi. Menurut Mappatoba, trigona adaptif di suhu 350C. Selain itu, ‘Jika lingkungan tercemar pestisida, produksi lebah bisa turun sampai nol,’ kata Prof Dr DTH Sihombing, guru besar emiritus Fakultas Peternakan Institut  Pertanian Bogor.


Bila beragam hambatan terlampaui, peternak mencecap manisnya membudidayakan lebah trigona yang kini mulai marak di berbagai daerah. Indikasinya permintaan bendala terus mengalir. Dua tahun terakhir, Sukandar melayani permintaan trigona dari berbagai wilayah seperti Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara, Ambon (Maluku), Jayapura (Papua), bahkan Timorleste. Pada Desember 2009, Sukandar mengelola 400 bendala. Saking tingginya permintaan, ia menjual hingga 350 bendala senilai Rp105-juta.

Harga sebuah bendala dengan koloni baru Rp300.000. Namun, jika koloni telah berkembang dan menjelang panen, harga meningkat menjadi Rp500.000 per bendala.  Pada Juli 2010 ia tengah berupaya memenuhi pesanan 1.000 bendala.

Gregori Garnadi Hambali, ahli Biologi di Bogor, Jawa Barat, mengatakan, gairah masyarakat membudidayakan trigona sekaligus merupakan langkah penyelamatan spesies yang terancam punah itu. Menurut Greg, hutan - habitat trigona - yang terbakar menjadi ancaman bagi penyelamatan lebah itu. Laju deforestasi hutan di Indonesia mencapai 2,78-juta ha per tahun. Selain itu beternak trigona berarti juga menjaga lingkungan hidup tetap berkualitas. Sebab, tanpa dukungan lingkungan yang baik, tak mungkin beternak trigona atau lebah lain.

Prof Dr Siti Salmah, guru besar Jurusan Biologi Universitas Andalas, mengatakan kunci sukses beternak trigona antara lain vegetasi atau kehidupan tumbuhan yang terjaga. Menurut Siti Salmah masyarakat perkotaan pun berpeluang membudidayakan lebah trigona. Doktor Zoologi alumnus Hokaido University  itu membuktikannya sendiri dengan beternak Trigona minangkabau dan T. itama di Lubukminturun, Kotamadya Padang, Sumatera Barat. ‘Saya memanfaatkan bambu dan kotak kayu untuk beternak 300 koloni,’ kata Salmah yang beternak trigona selama 4 tahun.

Mappatoba di Makassar dan Greg Hambali di Bogor juga pernah melakukan hal serupa. Greg malah mengelola 5 spesies seperti Trigona laeviseps, T. itama, dan T. apicalis yang bertahan hingga sekarang.


Sebagian besar peternak trigona di berbagai daerah itu baru sebatas memanfaatkan madu. ‘Di kalangan konsumen, madu trigona dianggap lebih bagus sehingga harganya pun lebih mahal ketimbang madu dari lebah jenis lain,’ kata Hariyono, peternak di Malang, Jawa Timur. Hariyono menjual madu trigona Rp70.000; madu apis Rp30.000 - Rp50.000 per 650 mlAjid, peternak trigona di Pandeglang, Provinsi Banten, menjual madu trigona Rp170.000 per liter. Sedangkan propolis belum mereka manfaatkan secara optimalBahkan, menurut Stanis Ghaji, banyak peternak yang belum mengetahui manfaat propolis. Padahal, pasar propolis di Indonesia tumbuh mencengangkan. Lihat saja Hendra Wijaya (30 tahun), agen PT Melia Nature Indonesia di Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Tiga tahun lalu ketika pertama kali menjual propolis, banyak yang tak percaya akan khasiat lem lebah itu. Volume penjualan 3 paket atau 21 botol masing-masing bervolume 6 ml sebulan.

Harga sebuah paket Rp550.000. Penjualan per bulan meningkat menjadi 500 paket pada 2008, 2.500 paket (2009), dan 3.600 paket (2010). ‘Hidup saya berubah drastis setelah saya menjual propolis. Saya seperti mimpi,’ kata Hendra yang baru saja membeli sebuah mobil secara tunai Rp325-juta dari laba perniagaan propolis. Orang seperti Hendra yang menjadi agen penjualan PT Melia Nature Indonesia jumlahnya ratusan dan tersebar di seluruh Indonesia.

Hamka Maddu dari PT Bee Toba di Makassar,  Sulawesi Selatan, mengatakan setiap bulan mampu menjual minimal 200 botol propolis trigona. Harga sebuah botol bervolume 10 cc itu mencapai Rp44.000. Permintaan datang dari masyarakat Sulawesi Selatan dan berbagai kota di Kalimantan serta Jawa. Itulah peluang besar bagi peternak trigona, lebah spesialis propolis.

Bagusnya para peternak tak khawatir akan sengatan, tak perlu menggembalakan, dan menghasilkan propolis berkualitas tinggi. (Sardi Duryatmo/Peliput: Ari Chaidir, Endah Kurnia Wirawati, Nesia Artdiyasa, & Tri Susanti)

Sumber : Trubus Online